优游国际

Pada proses akresi, batuan akan bertambah ke perbatasan benua akibat proses sedimentasi serta tumbukan dari batuan lain.

Baca juga: Periodisasi Zaman Prasejarah Berdasarkan Arkeologi

Pembentukan benua juga terjadi akibat proses subduksi, di mana lempeng samudra akan turun ke bawah lempeng benua.

Selain itu, aktivitas vulkanik juga penting dalam pembentukan benua dikarenakan hasil letusan akan menghasilkan batuan baru yang akan membentuk kerak benua.

2. Perubahan kondisi laut

Adanya aktivitas vulkanik menyebabkan pelepasan unsur mineral dan unsur-unsur kimia ke dalam laut.

Senyawa-senyawa tersebut dapat menyebabkan hidrotermalisme, yang dapat mempengaruhi sifat air laut.

Hasilnya, kehidupan alga dan mikro bakteri juga terpengaruh, yang nantinya juga mempengaruhi komposisi kimia dari air laut.

Baca juga: Batu Pipisan, Alat Penumbuk dari Zaman Purba

3. Terjadi evolusi awal kehidupan

Pada masa Arkean, kondisi bumi yang belum stabil juga mempengaruhi pembentukan molekul organik awal.

Asam amino dan nukleotida diyakini dibentuk pada masa ini, yang nantinya membentuk RNA serta DNA.

4. Terbentuknya batuan metamorf dan sedimentasi

Zaman arkaekum berperan dalam pembentukan batuan metamorf dan batuan sedimentasi.

Kedua batuan ini berguna dalam pembentukan pegunungan. Selain itu, batuan sedimen juga menyimpan jejak kehidupan organisme awal seperti alga dan bakteri.

Baca juga: Apa Nama Manusia Purba yang Paling Tua di Indonesia?

Jejak Arkean

Jejak-jejak zaman Arkean dapat dilihat pada batuan hablur, batuan hablur merupakan batuan magma yang mengalami peleburan dan penghabluran menjadi batuan jenis lain akibat peristiwa metamorfosis.

Batuan hablur dapat ditemukan di tempat, misalnya Grand Canyon yang ada di Arizona serta Teluk Hudson di Kanada.

Tanda-tanda kehidupan pada masa arkaekum yaitu terdapatnya alga dapat dijumpai di daerah Rhodesia.

Tanda kehidupan tersebut tampak pada grafit yang tipis dibentuk oleh tumbuhan berdaun hijau sejenis alga.

Baca juga: Urutan Evolusi Manusia Purba