KOMPAS.com - Sebuah insiden tak terduga terjadi saat acara Imtihanan di Desa Sumber Anyar, Kecamatan Jambesari Darus Sholah, Bondowoso, Jawa Timur, pada Minggu (18/5/2025).
Perangkat sound horeg dengan tinggi lebih kurang 5 meter tiba-tiba saja roboh dan menimpa anak-anak yang tengah berdiri di belakangnya.
Akibatnya, dua orang anak mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan medis di puskesmas.
Peristiwa robohnya sound horeg roboh ini terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian viral di media sosial.
Dalam video yang turut ditayangkan oleh ÓÅÓιú¼Ê TV tersebut, terlihat rombongan anak-anak sedang berjalan di belakang instalasi sound horeg berukuran besar yang ditarik dalam prosesi acara.
Salah satu dari mereka adalah perempuan berpakaian putih, yang belakangan diketahui sebagai Nadia.
Dalam insiden tersebut, pemilik sound horeg dan korban dilaporkan telah sepakat untuk berdamai.
Lantas, bagaimana kronologi sound horeg timpa anak-anak di Bondowoso tersebut?
Kronologi sound horeg jatuh di Bondowoso
Insiden sound horeg menimpa anak-anak terjadi dalam acara Imtihanan di Desa Sumber Anyar, Kecamatan Jambesri Darus Sholah, Kabupaten Bondowoso.
Acara Imtihanan yang digelar pada siang hari diikuti oleh sejumlah peserta yang mengiringi pawai sound horeg.
Saksi mata menjelaskan, sound system yang disusun hingga setinggi sekitar 5 meter sempat tersangkut ranting pohon-pohon ketika melintasi jalanan desa.
Akibatnya, perangkat sebagian speaker berukuran besar yang diletakkan di bagian atas jatuh dan menimpa peserta yang berada di belakangnya.
Kapolsek Jambesari Darus Sholah, Iptu Sumanto, membenarkan adanya insiden sound horeg jatuh menimpa dua korban.
Ia juga menegaskan bahwa acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan Imtihanan.
“Sound-nya yang paling atas nyangkut ke ranting pohon, lalu jatuh mengenai kru,” ujar Sumanto dalam pemberitaan ÓÅÓιú¼Ê TV, Senin.
Penggunaan sound horeg tak berizin
Meskipun pawai sound horeg dilakukan saat acara imtihanan, Sumanto mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan yang menggunakan sound horeg.
Penggunaan sound horeg di acara tersebut tidak memiliki izin dari kepolisian setempat.
Terkait korban jatuhnya sound horeg, Sumanto menjelaskan keduanya langsung dilarikan ke Puskesmas Jambesari Darus Solah untuk mendapatkan penanganan medis.
"Salah satu korban mengalami luka di kepala yang harus dijahit dan pembengkakan di tangan," papar Sumanto.
Meski korban mengalami luka di bagian kepala, menurut Sumanto, luka tersebut tidak terlalu parah dan berhasil ditangani.
"Saat ini korban sudah sktivitas seperti biasa, dan antara pemilik sound horeg dengan korban sudah damai," tambahnya.
Ia juga menyarankan agar panitia acara lebih berhati-hati merancang instalasi sound system berukuran besar, khususnya jika digunakan di area jalan desa yang dipenuhi pepohonan.
“Soalnya di sini banyak omelan pohon. Itu bisa menjadi hambatan dan berpotensi menimbulkan bahaya,” ujarnya
Korban mendapat 7 jahitan
Nadia, seorang siswi SMA yang menjadi korban utama dalam kejadian tersebut, menceritakan pengalamannya saat tertimpa peralatan sound system.
Ia mengungkapkan sempat merasa pusing dan kesakitan ketika sound jatuh mengenai kepalanya.
“Bagian kepala dijahit tujuh jahitan, tangan saya juga bengkak,” tutur Nadia, dikutip dari Tribun Jatim.
Petugas medis dari Puskesmas Jambesari, Ginanjar, membenarkan bahwa ada dua korban yang datang untuk mendapatkan penanganan akibat tertimpa sound horeg.
Meski datang tidak bersamaan, keduanya telah mendapat perawatan intensif.
“Korban perempuan mengalami luka robek di kepala hingga harus dijahit tujuh jahitan. Sementara korban lainnya, seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, juga mengalami keluhan serupa,” terang Ginanjar.
/tren/read/2025/05/19/114500665/kronologi-sound-horeg-5-meter-timpa-anak-anak-di-bondowoso-apa-kata-korban