DI tengah pelaksanaan PPKM darurat, ada tiga peristiwa menarik yang viral di media sosial. Pertama, ditangkapnya dr Lois Owien oleh personel Polda Metro Jaya pada Minggu (11/7/2021).
Dokter Lois ditangkap karena mengatakan tidak ada pasien yang meninggal karena virus Corona. Menurutnya, pasien meninggal karena interaksi obat yang dikonsumsi berlebihan.
Baca juga:
Kedua, pengusiran petugas gabungan yang hendak menertibkan warga di sekitar Tanjung Perak Surabaya karena tidak mematuhi aturan dalam PPKM darurat(11/7/2021).
Baca juga:
Ketiga, pemukulan yang dilakukan oleh petugas Satpol PP Kabupaten Gowa terhadap seorang pedagang wanita karena tidak menutup warungnya sebelum jam 19.00 (14/7/2021).
Baca juga:
Di tengah pandemi Covid-19 yang memuncak, tiga peristiwa di atas menggambarkan sesuatu yang penting untuk diperhatikan: tingkat kepercayaan sebagian masyarakat terhadap pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 tidak cukup baik.
Begitu juga sebaliknya. Pemerintah mengalami kesulitan dan terlihat frustrasi dalam merespons tindakan masyarakat yang dianggap sulit mematuhi peraturan dalam PPKM darurat.
Padahal, sikap saling percaya menentukan efektivitas penanganan pandemi Covid-19, khususnya terkait dengan implementasi kebijakan restriktif dan ketaatan masyarakat terhadapnya(Van Bavel et al., 2020).
Dalam review studi terkini yang membahas hubungan virus Corona, kebijakan pemerintah dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, Daniel Devine(2020) menyampaikan beberapa temuan menarik dalam studi-studi tersebut.
1. Di beberapa negara Eropa, tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada pemerintah membuat pemerintah tidak melakukan koersif.
Pemerintah lebih banyak memberikan imbauan kepada masyarakat agar masyarakat bertanggung jawab menjaga kesehatan pribadi. Kebijakan yang restriktif dan koersif baru dilakukan ketika pandemi semakin meningkat.
2. Di banyak negara, persepsi masyarakat tentang bahaya Covid-19 rendah ketika mereka mempercayai kapasitas pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Karena percaya kepada pemerintah, masyarakat tidak merasa takut akan risiko Covid-19. Mereka yakin pemerintah sedang dan akan melakukan langkah-langkah penanganan pandemi yang efektif.
Sebaliknya, masyarakatnya akan semakin khawatir terhadap pandemi Covid-19 ketika kurang mempercayai pemerintah, tenaga medis. Ketidak percayaan ini yang mendorong pemerintah mengambil kebijakan restriktif dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.
3. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintah membuat masyarakat menaati kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait Covid-19.
Ketaatan tersebut, pada gilirannya membuat tingkat kematian karena Covid-19 menjadi rendah.