KOMPAS.com - Demonstrasi terbang atau demo flight Sukhoi Superjet (SSJ) 100 pada Rabu (9/5/2012) silam berujung petaka.
45 orang yang terdiri dari kru dan penumpang pesawat, baik tamu undangan maupun perwakilan media, dinyatakan meninggal dunia.
Puluhan orang tewas setelah SSJ 100 menabrak tebing Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bekas tabrakan meninggalkan jejak berupa tebing yang longsor dan lahan yang tampak pitak karena pohon-pohon bertumbangan.
Sebelum hilang, SSJ 100 sempat dilaporkan hilang dari radar padahal baru terbang kurang dari satu jam.
Berikut kronologi SSJ 100 tabrak Gunung Salak.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 182 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Usai Pesawat Jatuh di Sri Lanka
EE Mangindaan yang menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada 2011-2014 mengungkap detik-detik SSJ 100 menabrak Gunung Salak.
Dilansir dari laman resmi Kemenhub, Senin (28/5/2012), berikut penjabarannya:
SSJ 100 dijadwalkan melakukan demo flight pada Rabu (9/5/2012) pukul 11.15 WIB dan 14.00 WIB dan Kamis (10/5/2012).
EE Mangindaan mengatakan, demo flight pertama SSJ 100 berjalan sesuai rencana.
Setelah itu, SSJ 100 direncanakan melakukan demo flight kedua dengan rute Halim Perdanakusuma-Pelabuhan Ratu pulang pergi (PP) pada ketinggian 10.000 kaki.
Hal tersebut didasarkan pada rencana penerbangan (Flight Plan) Instrument Flight Rule (IFR) dengan durasi selama 30 menit.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Lion Air JT 904 Jatuh di Laut Bali karena Pilot Berhalusinasi
Setelah melakukan demo flight pertama, SSJ 100 meminta izin untuk start engine pukul 14.10 WIB.
Pesawat kemudian take off atau lepas landas melalui runway 06 dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju ketinggian 10.000 kaki pukul 14.21 WIB.
SSJ 100 sempat melakukan kontak dengan menara pengawas (ATC) Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 14.24 WIB.