KOMPAS.com - Vatikan resmi mengumumkan Paus baru untuk menjadi pemimpin Gereja Katolik Roma pada Kamis (8/5/2025).
Kardinal asal Amerika Serikat (AS) Robert Francis Prevost resmi menjadi Paus, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.
Robert Prevost pun memilih dan mengganti namanya menjadi Paus Leo XIV.
Para Paus sebelumnya juga mempunyai nama baru ketika mereka diumumkan menjadi pemimpin Gereja Katolik Roma.
Nama Paus yang dipilih akan diumumkan oleh seorang kardinal senior dalam bahasa Latin dari balkon kepausan di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Lantas, mengapa Paus berganti nama?
Baca juga: Sosok dan Perjalanan Hidup Robert Francis Prevost, Paus Pertama Kelahiran Amerika Serikat
Dikutip dari Vatican News, Rabu (7/5/2025), banyak faktor yang memengaruhi mengapa seorang Paus mempunyai nama baru.
Namun, tidak semua Paus mengikuti praktik tersebut. Dari 267 Paus dalam sejarah, hanya 129 yang memilih nama baru.
Menurut tradisi yang sudah berlangsung lama, nama ini berbeda dengan nama pembaptisan para Paus.
Hal tersebut adalah sebuah pilihan mengikuti preseden yang ditetapkan oleh Paus pertama, Santo Petrus dengan nama lahirnya adalah Simon.
Kebiasaan ini muncul sejak milenium pertama Kekristenan untuk menandakan bahwa pemilihan Tahta Petrus mirip dengan kelahiran kembali.
Kemudian pada abad-abad awal Kekristenan, banyak Paus mengubah namanya karena nama asli mereka berasal dari pagan atau merujuk orang-orang yang bukan beragama Kristen.
Tradisi ini menjadi praktik umum yang dimulai pada tahun 955 ketika Paus Yohanes XII terpilih dan berlanjut hingga saat ini.
Bagi beberapa Paus, nama baru itu sebenarnya adalah nama ketiga mereka dalam hidup, karena mereka berasal dari ordo religius.
Baca juga: Alasan Paus Baru Pilih Nama Leo XIV, Ini Maknanya
Banyak Paus sering memilih nama yang sama dengan pendahulu mereka sebagai bentuk penghormatan, kekaguman, atau pengakuan.