KOMPAS.com – Kasus virus corona di dunia masih menunjukkan adanya peningkatan.
Meski demikian peningkatan yang terjadi tidak semasif waktu-waktu sebelumnya, dan disebutkan cenderung menunjukkan tren penurunan.
Berdasarkan data dari , jumlah kasus virus corona pada Selasa (26/4/2022) adalah sebanyak 509.838.765 kasus.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Booster Sebelum Mudik Lebaran?
Penambahan dari kasus baru sebanyak 350.737.
Jumlah kasus baru ini menurun jika dibandingkan dengan kasus baru dua hari lalu di mana total di seluruh dunia ada lebih dari 571.732 kasus baru.
Sementara itu untuk jumlah korban meninggal pada Selasa total ada sebanyak 6.244.600 bertambah 1.646 dari hari sebelumnya.
Sedangkan mereka yang sudah sembuh mencapai 462.917.919 orang.
Baca juga: Tak Boleh Dadakan, Ini Waktu Terbaik untuk Booster Sebelum Mudik
Berikut ini 10 besar negara dengan kasus virus corona terbannyak di dunia:
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Berikut ini update terkait virus corona di berbagai negara:
Dikutip dari , Senin (25/4/2022), kasus Covid-19 pada Senin (25/4/2022) pukul 12.00 tercatat adanya penambahan 317 kasus baru.
Sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia ada sebanyak 6.044.467 .
Sementara itu untuk pasien sembuh bertambah 4.664 kasus sehingga total sembuh 5.875.083.
Adapun jumlah pasien meninggal bertambah sebanyak 33 kasus sehingga jumlah korban meninggal sebanyak 156.133 orang.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Orang-orang di Beijing tengah dilanda kekhawatiran terkait adanya kemungkinan lockdown juga akan diterapkan di kota itu setelah Shanghai.
Dikutip dari , orang-orang melakukan panic buying dengan mendatangi supermarket, bergegas berbelanja makanan guna menimbunnya di rumah karena ada kekhawatiran lockdown terjadi.
Selain itu warga juga masih menunggu antrean panjang pengetesan screening Covid-19 bagi seluruh warga Beijing.
Pada Senin (25/4/2022) pemerintah mengumumkan bahwa warga harus tes PCR 3 kali dalam waktu lima hari.
Aturan ini diumumkan menyusul 70 kasus ditemukan di kota itu.
Baca juga: Mau Naik KA Jarak Jauh tapi Sertifikat Vaksin Booster Belum Tersedia, Bolehkah? Ini Kata KAI
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengumumkan menyetujui penggunaan Remdesivir untuk mengobati Covid-19 pada anak-anak usia di bawah 12 tahun, Senin (25/4/2022)
Dikutip dari , pengobatan boleh diberikan untuk merawat pasien paling muda usia 28 hari dengan berat 7 pon.
Adapun penggunaan Remdesivir harus untuk mereka yang memerlukan perawatan rumah sakit.
Baca juga: BPOM AS Setujui Pemberian Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di Rumah Sakit
Boleh untuk yang tidak dirawat di rumah sakit namun untuk mereka dengan risiko sedang hingga tinggi penyakit berkembang menjadi penyakit yang lebih parah.
“Karena Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah pada anak-anak, beberapa di antaranya saat ini tidak memiliki pilihan vaksinasi, pilihan pengobatan COVID-19 yang aman dan efektif terus diperlukan untuk populasi ini,” kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA Patrizia Cavazzoni.
Tidak ada vaksin yang diizinkan untuk anak di bawah 5 tahun di AS sehingga hal ini (persetujuan Remdesivir untuk anak) menurutnya adalah sesuatu yang hebat.
Baca juga: WHO Sarankan Dokter Tak Gunakan Remdesivir untuk Pasien Covid-19, Kenapa?
Kasus hepatitis di Inggris merebak beberapa waktu terakhir.
Saat ini kasus hepatitis mencapai 114 kasus dengan anak-anak yang membutuhkan transplantasi hati.
Dikutip dari hipotesis utama lonjakan hepatitis adalah efek lanjutan dari pandemi Covid-19.
Di mana penguncian dan pembatasan lainnya membuat anak-anak hanya mendapat sedikit paparan virus umum daripada sebelum pandemi.
Oleh karena itu, respons kekebalan tubuhnya menjadi tidak memadai ketika berbagai pembatasan mulai dibuka kembali.
Baca juga: Saat WHO dan UNICEF Desak Indonesia Segera Gelar Sekolah Tatap Muka...
Infografik: 7 Vaksin Covid-19 yang Paling Banyak Dipakai