KOMPAS.com - Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur membuat resah peternak hingga masyarakat secara luas.
Di Jawa Timur, sudah ada laporan ribuan sapi terinfeksi PMK dalam sepekan terakhir, dikutip dari , Selasa (10/5/2022).
Namun, masyarakat tak perlu khawatir, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa PMK pada hewan ternak tidak menular ke manusia.
"Kami sudah diskusi dengan WHO dan badan kesehatan hewan dunia bahwa lenyakit mulut dan kuku ini domainnya ada di hewan, jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia," ujar Budi, dikutip dari , Selasa (10/5/2022).
Budi menuturkan, proses penularan PMK tak sama seperti Covid-19, flu babi, atau flu burung, di mana virus semula berasal dari hewan kemudian menjangkiti manusia.
Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak
Lantas, apakah daging hewan ternak yang terjangkit PMK tetap bisa dikonsumsi?
Pakar kesehatan masyarakat veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Prof Mustofa Helmi menyebut bahwa daging sapi yang terjangkit PMK aman dikonsumsi.
Namun, dengan catatan, terlebih dahulu daging harus melalui proses pelayuan, sebagaimana diungkapkan Mustofa dikutip dari laman .
"Proses pelayuan adalah metode dengan cara daging digantung untuk menurunkan PH dari daging," kata Mustofa.
Ia melanjutkan, dalam proses pelayuan, akan terjadi enziminasi secara otomatis yang dapat menurunkan kontaminasi dari virus PMK.
"Jadi aman dikonsumsi. Sebetulnya tanpa dilayukan dan langsung dimasak bisa saja, mati semua virusnya. Tapi kan tangan akan mudah tercemar," bebernya.
Baca juga: Penyakit Kuku dan Mulut Mewabah di Jatim, Penyakit Apa Itu?
Mustofa mengungkapkan, penyakit mulut dan kuku bersifat sangat menular ke sesama hewan. Bahkan, tingkat penularannya mencapai 100 persen.
Akan tetapi, sambungnya, tingkat penularan ke manusia sangatlah rendah, karena tergolong virus nonzoonosis.