优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Ramai soal Pemasangan Baut Emas di IKN Disebut Tradisi "Munggah Molo", Apa Itu?

优游国际.com - 12/11/2024, 09:00 WIB
Chella Defa Anjelina,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Momen ketika Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memasangkan baut emas pada konstruksi Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), ramai dibahas di media sosial X.

Diketahui, baut yang dipasang oleh Jokowi saat meninjau pembangunan IKN pada 22 September 2023 itu berbahan emas 24 karat.

Topik ini lalu kembali dibahas oleh akun X @perlubak***, Sabtu (9/11/2024). Hingga Senin (11/11/2024), unggahan tersebut telah dilihat lebih 300.000 ribu kali.

Menurut pengunggah, pemasangan baut emas ini merupakan tradisi Jawa yang disebut "munggah molo".

"Di Jawa ada tradisi yg namanya Munggah Molo, yaitu memasang beberapa benda salah satunya paku emas di bagian kayu penyangga atap. Harapannya supaya bangunan yg dipaku emas jadi Jaya & utk tolak bala," tulis pengunggah.

Menanggapi pernyataan itu, seorang pengguna lain menyampaikan pendapat yang berbeda.

"Munggah molo yg aku tau adalah naikin kayu 'utama' yang dipake buat rangka atap," tulis salah seorang pengguna.

Lantas, apa itu tradisi munggah molo?

Baca juga: Sejarah Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala di Rabu Terakhir Bulan Safar


Tradisi munggah molo

Kepala Pusat Unggulan Iptek Javanologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Sahid Teguh Widodo menjelaskan, munggah molo merupakan tradisi orang Jawa yang dilakukan saat membangun rumah, khususnya ketika menaikkan bagian atap.

Munggah molo berasal dari kata "munggah" yang berarti menaikkan dan "molo" artinya atap. Maka, munggah molo memiliki arti menaikkan rangka atap rumah, di antaranya atap panitih dan atap paningrat

Sebagian masyarakat percaya, melakukan tradisi ini dapat memberikan keselamatan, kelancaran, dan keberhasilan pekerjaan, sekaligus sebagai bentuk doa kebaikan agar rumah bisa menjadi peneduh yang baik.

Upacara munggah molo umumnya dilakukan dengan pembacaan doa oleh pemuka agama dan beberapa ritual lainnya.

"Biasanya kami menyediakan banyak makanan, bermacam-macam, sebagaimana ada dalam tradisi Jawa lain," kata Sahid, saat dihubungi 优游国际.com, Senin.

Menurut salah satu sumber dalam manuskrip Jawa, munggah molo awalnya dilakukan oleh orang-orang di lingkungan Keraton.

Namun karena masyarakat Jawa dulu menyebar di berbagai daerah, tradisi ini lalu dilakukan juga oleh suku lain, seperti China dan Arab.

Baca juga: Tradisi Menelan Ikan Hidup di India Diklaim Bisa Sembuhkan Asma

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau