Toto melanjutkan, mengonsumsi gula tambahan yang berlebihan akan memperberat kinerja organ pankreas.
Kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan risiko obesitas atau kelebihan berat badan, melainkan juga risiko diabetes melitus.
"Demikian juga dengan gorengan berlebihan, biasanya kan yang banyak dipakai minyak jelantah, sehingga kolesterolnya (dan) trigliseridanya menjadi tinggi," kata Toto.
Kolesterol dan trigliserida yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, stroke, pankreatitis, dan diabetes.
Toto mengungkapkan, dirinya mendukung penuh upaya untuk mengurangi konsumsi gula, tepung, maupun gorengan.
Namun, agar tubuh tidak lemas, masyarakat dapat mengurangi asupan ketiga bahan itu secara bertahap.
"Misalnya, biasa ketemu (makan) gula enam kali, sekarang dikurangi dulu satu jadi lima. Demikian juga terigu dan gorengan," paparnya.
Sebagai ganti camilan tinggi gula, tepung, dan lemak tambahan, Toto menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan segar.
Dengan meningkatkan konsumsi buah atau makanan utuh lain seperti kacang-kacangan, hasrat mencamil makanan tidak sehat seperti gorengan pun akan berkurang.
"Semua (gorengan) itu kan produk translipid, jangan langsung dihilangkan tapi dibatasi. Kalau makan buahnya banyak kan makan goreng-gorengnya berkurang," tuturnya.
Baca juga: MSG, Tepung, dan Gula Disebut sebagai Musuh Rahim, Benarkah?
Senada, dokter dan ahli nutrisi, Tan Shot Yen mengatakan, baik gula tambahan, tepung, atau gorengan tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Kendati demikian, orang yang mulai mengurangi konsumsi ketiga bahan tersebut tetap perlu menerapkan pola makan bergizi seimbang agar tubuh tidak lemas dan tetap berenergi.
"(Tubuh lemas) karena kurang kalori tidak di-cover oleh makan sehatnya," jelasnya, saat dihubungi terpisah, Jumat.
Menurut Tan, selain bergizi seimbang, masyarakat juga perlu mengolah makanannya agar memiliki rasa enak.
Makanan dengan rasa yang enak akan membuat lidah lebih terpuaskan, sehingga mencegah craving atau keinginan untuk kembali makan makanan tidak sehat.