ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Tips Mengatasi Dibanding-bandingkan Saat Lebaran Menurut Psikolog

ÓÅÓιú¼Ê.com - 30/03/2025, 16:00 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Momen kumpul bersama keluarga besar saat lebaran seringkali menjadi momok yang menyeramkan bagi sebagian orang karena meyakini akan "dibanding-bandingkan" dengan keluarga. 

Pada saat momen silaturahmi lebaran, keluarga besar yang sudah lama tidak jumpa biasanya akan menanyakan kabar hingga membandingkan-bandingkan kita dengan saudara lain yang memiliki umur sepantaran.

Hal-hal yang menjadi objek perbandingan pun bermacam-macam, seperti terkait pekerjaan, IPK, berat badan, hingga pasangan.

Momen inilah yang membuat sebagian orang tidak nyaman dan menjadi takut sebelum hari raya tiba, seperti yang dilansir dari akun @mv**** di X pada Selasa (18/3/2025).

"Deg-degan banget bentar lagi lebaran, takut sakit hati dan tersinggung sama pertanyaan dan dibandingin sama pencapaian orang-orang." tulisnya.

Postingan tersebut mendapat tanggapan dari orang-orang yang relate dengan kondisi tersebut.

Lantas, mengapa keluarga suka membanding-bandingkan dan bagaimana tips mengatasi kondisi "dibanding-bandingkan" saat lebaran?

Baca juga: Mudik Lebaran ke Solo? Berikut 4 Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi

Mengapa keluarga suka membanding-bandingkan saat lebaran?

Psikolog Klinis Dewasa Ohana Space, Rafika Syaiful, M.Psi, Psikolog, menjelaskan mengenai perasaan tersinggung yang muncul karena situasi dibanding-bandingkan saat lebaran.

Menurut Rafika, perasaan tersinggung ketika dibanding-bandingkan dapat muncul ketika seseorang salah menerima maksud bercanda dari orang lain.

"Kalau ada yang merasa tersinggung, mungkin cara bercandanya kurang pas atau ada maksud yang salah tangkap. Bisa jadi niatnya ingin akrab, tapi malah kesannya jadi menyinggung," terang Rafika saat dihubungi ÓÅÓιú¼Ê.com (25/3/2025).

Alasan kedua adalah karena faktor pengetahuan yang sempit dari keluarga.

"Bisa jadi juga karena lingkungan keluarga lain yang cukup sempit lingkupnya sehingga pertanyaan yang muncul hanya berkaitan tentang isu tertentu," tambahnya.

Rafika menjelaskan arti dari "lingkup cukup sempit" yang dimaksudkan adalah kurangnya kegiatan dalam keluarga tersebut serta tidak cukup update dengan pengetahuan dan lingkungan sehingga memiliki pola pikir yang terbatas. 

Pola pikir yang terbatas menciptakan obrolan atau basa-basi yang hanya membanding-bandingkan saja.

Baca juga: Daftar 36 Nomor Telepon Darurat Penting Saat Mudik Lebaran

Tips menghadapi situasi dibanding-bandingkan saat lebaran

Rafika memberikan tips-tips menghadapi situasi dibanding-bandingkan saat lebaran lebih lanjut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau