KOMPAS.com - Warganet di X (sebelumnya Twitter) menyebut pemilihan livery putih pesawat RI 1 yang dinaiki oleh Presiden Prabowo Subianto bisa bantu efisiensi bahan bakar.
Sebagai informasi, Prabowo Subianto menggunakan pesawat kepresidenan dengan livery putih dan hanya ada garis merah memanjang dari depan hingga belakang.
Sementara pada masa Joko Widodo, pesawat RI 1 menggunakan livery berbeda, yakni warna merah yang digunakan memenuhi setengah badan bagian atas pesawat.
Sebelum itu, livery pesawat dinas presiden Indonesia sama dengan seperti yang digunakan pada masa Prabowo saat ini.
Diketahui, livery pesawat adalah desain atau corak khusus yang digunakan pada badan pesawat (fuselage), ekor, dan kadang sayap untuk menunjukkan identitas maskapai penerbangan.
“Menurut saya sih livery BBJ2 ini lebih bagus dari yg sebelum²nya, dan lebih Indonesia dibanding sama livery BBJ1 PK-GRD,” tulis seorang warganet, @Gerr** pada Kamis (15/5/2025).
Baca juga: Tragedi Metrojet 9268 Tahun 2015, Pesawat Meledak di Angkasa akibat Bom di Kaleng Soda
Cuitan itu pun mendapatkan berbagai respons dan diskusi warganet lainnya di dalam kolom komentar.
Salah satu warganet menyebut bahwa livery dengan mayoritas badan pesawat bercat putih itu lebih efisiensi bahan bakar.
“Selain itu warnanya yang putih juga bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memudahkan perawatan,” tulis @DomiLapi_****, Kamis (15/5/2025).
Lantas, benarkah livery putih bisa membuat pesawat lebih hemat bahan bakar?
Baca juga: Sederet Insiden Pesawat Garuda Indonesia Selama Musim Haji 2024
Dosen teknik mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady mengonfirmasi bahwa livery putih pesawat lebih efisien bahan bakar.
Selain bahan bakar, cat putih juga cenderung lebih tahan terhadap pemudaran warna akibat paparan sinar ultraviolet (UV) dari Matahari.
“Yang tahan UV memang putih, kalau warna gelap lain biasanya cenderung tidak tahan UV lama-lama,” tutur dia kepada 优游国际.com, Jumat (16/5/2025).
Dengan begitu, cat putih yang digunakan pada livery pesawat tidak akan mudah rusak atau kasar hingga mengganggu aerodinamis.
Apabila aerodinamis terganggu, maka pesawat terbang membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.
Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas