优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Kisah Penerbangan EgyptAir 804 tahun 2016: Setelah Pilot Merokok, 66 Orang Tewas

优游国际.com - 18/05/2025, 18:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber ,

KOMPAS.com - Pada 2016 silam, terjadi sebuah kecelakaan pesawat EgyptAir 804 yang sempat diduga adanya keterlibatan aksi terorisme.

Insiden jatuhnya pesawat EgyptAir dengan nomor penerbangan MS804 dalam perjalanan dari Paris, Peracis menuju Kairo, Mesir itu mengakibatkan 66 orang tewas, termasuk penumpang dan kru.

Kecelakaan pesawat yang semula diduga sebagai aksi terorisme oleh pihak berwenang Mesir, ternyata disebabkan oleh tindakan pilot yang merokok di kokpit, berdasarkan hasil investigasi terbaru dari Perancis.

Pesawat tersebut hilang di atas Laut Mediterania, di antara Pulau Kreta dan pantai utara Mesir, pada 19 Mei 2016. 

Reruntuhan baru berhasil ditemukan sekitar satu bulan setelah kejadian.

Lantas, bagaimana dugaan adanya aksi terorisme dalam insiden pesawat tersebut dan akhirnya terungkap fakta karena pilot merokok?

Baca juga: Kisah Penerbangan TWA 847, Insiden Pembajakan Pesawat Terlama Sepanjang Sejarah

Masker darurat sang pilot ungkap kemungkinan penyebab

Pada awalnya, penyelidik Mesir mengeklaim telah menemukan jejak bahan peledak pada jenazah para korban dalam pesawat EgyptAir 804.

Namun, sebuah dokumen rahasia setebal 134 halaman yang disusun oleh tim ahli dari Perancis dan dikirim ke Pengadilan Banding Paris, mengungkap penyebab kecelakaan pesawat EgyptAir karena aktivitas merokok sang pilot.

Menurut laporan dari surat kabar Italia Corriere della Sera, masker oksigen milik kopilot kedapatan berada dalam mode darurat alih-alih normal.

Mode darurat masker oksigen milik pilot itu disebabkan oleh adanya kesalahan teknisi saat melakukan pemeliharaan. 

Katup masker yang tidak sengaja diatur ke mode darurat menyebabkan kebocoran oksigen, lalu memicu percikan api ketika sang pilot merokok.

Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot MH370, Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Tanpa Jejak sejak 2014

Hal itu diperkuat oleh fakta investigasi yang menemukan asap yang memicu kebakaran di pesawat diduga berasal dari rokok yang menyulut oksigen dan menimbulkan kemunculan api. 

Menurut laporan investigasi, sesaat sebelum pesawat EgyptAir 804 hilang dari radar, sistem pendeteksi di dalam pesawat mengeluarkan peringatan adanya asap di bagian depan kabin.

Sistem komunikasi ACARS, yang berfungsi mengirim pesan singkat antara pesawat dan stasiun darat, mengeluarkan tujuh peringatan hanya dalam waktu dua detik. 

Di antara pesan tersebut terdapat sinyal kerusakan pada sistem komputer penting yang berperan dalam kendali penerbangan.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa baik kapten, Mohammed Saied Ali Shokair, maupun kopilot, Mohammed Ahmed Mamdouh Assem, tidak sempat mengirimkan permintaan bantuan.

Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot MH370, Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Tanpa Jejak sejak 2014

Bagiamana adanya dugaan terorisme?

Saat insiden terjadi, situasi keamanan internasional sedang dalam status siaga tinggi karena serangkaian serangan teroris, termasuk di gedung konser Bataclan, Paris, dan di Brussels.

Karena dugaan adanya aksi terorisme, otoritas Mesir menahan diri untuk mempublikasikan hasil penyelidikan dan tidak merilis laporan resmi dalam jangka waktu setahun.

Padahal hal itu merupakan kewajiban sesuai hukum internasional.

Biro Penyelidikan dan Analisis Keselamatan Penerbangan Sipil Perancis (BEA) telah menganalisis data dari kotak hitam pesawat.

Namun, kesepakatan antarpemerintah kedua negara membatasi mereka untuk mengungkapkan informasi, karena secara resmi Perancis bukan pihak utama dalam penyelidikan ini.

Berdasarkan aturan dalam Konvensi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), negara yang memimpin penyelidikan diwajibkan merilis laporan publik dalam waktu 12 bulan setelah kejadian. 

Jika belum bisa menyelesaikannya, negara tersebut setidaknya harus mengeluarkan laporan sementara setiap tahun pada tanggal peristiwa.

Tetapi, pihak berwenang Mesir belum juga pernah merilis hasil penyelidikan mereka. 

Di sisi lain, otoritas Perancis tidak memiliki kewenangan untuk mempublikasikan informasi, meskipun 15 korban dalam kecelakaan itu merupakan warga negara Perancis.

Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot Challenger STS-51L yang Meledak di Atas Atlantik Saat Siaran Live Tahun 1986

Tidak ditemukan jejak bahan peledak

Pada Mei 2017, sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan Perancis menyatakan kepada media, bahwa tidak ditemukan jejak bahan peledak pada jenazah warga negara Perancis yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.

Dalam pernyataan publik yang jarang disampaikan, BEA pada Juli 2018 mengungkapkan bahwa, kemungkinan terbesar adalah terjadinya kebakaran di kokpit saat pesawat.

Meski demikian, BEA juga menekankan pentingnya laporan akhir dari otoritas Mesir agar jika ada perbedaan pandangan, hal itu dapat disampaikan secara resmi sesuai dengan ketentuan peraturan internasional.

Sementara itu, keluarga korban kecelakaan pesawat EgyptAir 804 terus menuntut kejelasan.

Julie Heslouin, yang kehilangan ayah dan saudara laki-lakinya dalam tragedi tersebut, mengungkapkan tuntutan saat berkesempatan wawancara dengan Corriere della Sera.

“Enam tahun telah berlalu, dan kami masih terombang-ambing antara keinginan untuk mengetahui kebenaran dan kelelahan karena semuanya terasa tidak jelas,” kata Heslouin pada 2022.

“Kami hanya ingin tahu mengapa orang-orang yang kami cintai harus pergi, dan sampai hari ini kami belum mendapatkan penjelasannya,” tambahnya.

Baca juga: Warganet Sebut Pemilihan Livery Putih Pesawat RI 1 Bisa Bantu Hemat Bahan Bakar, Benarkah?

Mesir dan Perancis tak sepakat soal penyebab kecelakaan

Pada April 2022, BEA Perancis merilis laporan yang menyatakan bahwa jatuhnya EgyptAir penerbangan 804 disebabkan oleh pilot Mohamed Said Shoukair yang merokok di kokpit.

Saat itu, aktivitas merokok oleh pilot masih diperbolehkan oleh maskapai penerbangan di Mesir.

BEA Perancis menyebut rokok tersebut memicu kebakaran akibat kebocoran oksigen dari masker oksigen kopilot, yang baru diganti tiga hari sebelumnya. 

Katup masker yang secara tidak sengaja disetel ke mode darurat, memungkinkan oksigen bocor dan menyebabkan percikan api.

Otoritas Mesir mengakui bahwa api dan asap di dalam pesawat menyebabkan kecelakaan, namun mereka berbeda pendapat mengenai penyebab awalnya.

Mereka meyakini kebakaran dipicu oleh ledakan dua bahan peledak, TNT dan DNT, yang ditempatkan di dapur bagian depan pesawat, tepat di belakang kokpit.

Pelaporan ini diduga menyebabkan kebakaran cepat menyebar ke kokpit, merusak sistem penerbangan.

Klaim ini didasarkan pada analisis pada kerusakan reruntuhan dapur depan yang menunjukkan adanya tekanan ledakan dari dalam ke luar.

Baca juga: Rusia Tolak Dinyatakan Bersalah Tembak Pesawat Malaysia Airlines MH17, Apa Alasannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau