ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Aktivitas Semburan Matahari Meningkat, Apa Pengaruhnya Pada Bumi?

ÓÅÓιú¼Ê.com - 19/05/2025, 20:30 WIB
Intan Maharani

Penulis

"Mengingat kompleksitas magnetik Wilayah 4087, ada kemungkinan 65 persen bahwa aktivitas jilatan tingkat Kelas-M akan terjadi hingga 17 Mei dengan kemungkinan 30 persen untuk tingkat Kelas-X selama waktu yang sama," ungkap Pusat Prediksi Cuaca Antariksa dalam diskusi pada Kamis (15/5/2025). 

Baca juga: Air Galon Terpapar Sinar Matahari Langsung, Apakah Aman Dikonsumsi?

Ketika terjadi, semburan surya mengeluarkan sinar X dan sinar ultraviolet yang sangat kuat.

Radiasi yang ditimbulkan semburan ini langsung mengenai atmosfer atas Bumi dan membuat atom-atomnya bermuatan listrik (terionisasi).

Bagian atmosfer yang paling banyak menerima pengaruh aktivitas elektromagnetik ini adalah lapisan D dari ionosfer. 

Umumnya, sinar radio jarak jauh memantul dari ionosfer. Namun jika lapisan D terlalu terionisasi maka sinyal diserap oleh atmosfer alih-alih dipantulkan. 

Sebagai akibatnya, pemadaman sinyal radio terjadi di wilayah yang sedang mengalami siang hari ketika semburan terjadi.

Terganggunya sinyal radio ini memegaruhi komunikasi maritim, penerbangan, dan bahkan sistem navigasi satelit. 

Kapan puncak badai matahari tahun ini?

Berdasarkan situs resmi NOAA, badai matahari yang berlangsung sepanjang tahun 2025 ini merupakan bagian dari Siklus Matahari ke-25. 

Para ahli telah memprediksi, siklus ini akan mencapai puncaknya pada bulan Juli 2025.

Ketika berada di puncak Siklus Matahari ke-25, akan ada sekitar 115 bintik matahari yang terbentuk.

Meskipun demikian, prediksi ini bisa jadi meleset. Sehingga perkiraannya akan muncul 105-125 bintik matahari antara bulan November 2024 hingga Maret 2025. 

Baca juga: Badai Matahari Terkuat sejak 2017 Melanda Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Sebagai informasi, hasil prediksi ini merupakan kontribusi dari berbagai pihak yang tergabung dalam panel internasional pada tahun 2019 lalu.

Kala itu, NOAA, NASA, dan International Space Environmental Services (ISES) melakukan pengamatan dan memperkirakan apa saja yang terjadi selama Siklus Matahari ke-25. 

Untuk menentukan prediksinya, mereka menggunakan berbagai metode seperti model fisika, metode prekursor, analisis statistik, pembelajaran mesin (machine learning) dan teknik-teknik lainnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau