KOMPAS.com - Algorithmics, sekolah pemrograman internasional, berusaha memperkuat misinya melalui pembelajaran pemrograman.
Dengan pendekatan inovatif, Algorithmics mengeklaim dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir logis, problem solving, dan kreativitas.
“Pemrograman bukan hanya tentang belajar coding, tetapi tentang mengasah kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menjadi lebih kreatif dalam menghadapi tantangan,” ujar COO Algorithmics Indonesia Taufiq Wisnu melalui keterangan tertulis, Rabu (25/9/2024).
Dia menjelaskan, pembelajaran di Algorithmics mengajak siswa untuk berpikir secara sistematis, menganalisis masalah, dan merancang solusi yang efektif.
Pemrograman tidak hanya mengajarkan mereka cara menggunakan teknologi, tetapi juga bagaimana menerapkan metode analitis dalam kehidupan sehari-hari.
"Kisah dari para siswa yang berhasil menerapkan keterampilan mereka untuk menciptakan solusi inovatif adalah bukti nyata bahwa, dengan dukungan yang tepat, anak-anak bisa percaya diri menatap masa depan, bahkan mengubah dunia mereka sendiri melalui teknologi,” tambah Taufiq.
Richard, salah satu orangtua siswa, berbagi pengalaman mengenai keinginan agar anaknya memiliki keterampilan di bidang teknologi dan pemrograman sejak dini.
Dia mengaku melihat peningkatan dalam kreativitas dan kemampuan berpikir logis anaknya. Hal itu tampak dari pemikiran yang lebih terstruktur dalam menyelesaikan masalah dan lebih sabar saat menghadapi tantangan.
"Saya senang melihat anak saya mengaplikasikan keterampilan pemrograman ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat mengerjakan PR. Harapan saya, nantinya bermanfaat untuk masa depannya, baik itu dalam studi maupun kariernya,” ucap Richard.
Tidak hanya itu, pemrograman di Algorithmics pun menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan solusi nyata atas masalah yang ada di sekitar mereka.
Baca juga: Guru Besar UNY: Keberadaan PAUD Non-formal Wujudkan SDM Kreatif
Andrew, salah satu siswa, mengaku suka membuat game sendiri, apalagi karena dia hobi bermain game.
Tantangan terbesarnya waktu membuat game adalah menentukan posisi karakter, dan ketika membuat aplikasi di PyQt5, penentuan tata letaknya lumayan susah. Namun, dia merasa dibantu oleh pengajar di Algorithmics sehingga bisa melewati semua kesulitannya.
"Keterampilan pemrograman ini juga membantu aku dalam pelajaran di sekolah, seperti Matematika, karena bikin aku lebih percaya diri dalam memecahkan soal-soal,” kata Andrew.
Sebagai sekolah pemrograman internasional yang beroperasi di 97 negara dan telah meluluskan 1,1 juta siswa, Algorithmics diperuntukkan anak-anak berusia 5-17 tahun melalui pembelajaran yang dibuat menjadi sederhana, menarik, dan menyenangkan.
Anak-anak tidak hanya belajar membuat video game, desain, dan animasi, tetapi juga terlibat dalam berbagai proyek teknologi informasi.
Dengan demikian, mereka diharapkan memiliki keterampilan berpikir kritis dan penalaran logis, presentasi dan perencanaan proyek, serta kerja sama tim.
Baca juga: Pendaftaran Program Pascasarjana UGM Masih Buka, Cek Jadwalnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.