"Penelitian menunjukkan bahwa flavonoid mendukung proses yang disebut autofagi,” kata Piper.
"Bayangkan, autofagi sebagai cara tubuh membersihkan diri, menyingkirkan sel-sel lama dan berbahaya untuk memberi ruang bagi sel-sel baru dan sehat," sambungnya.
Baca juga: Benarkah Air Rebusan Daun Jeruk Purut Bisa Obati Sakit Gigi? Ini Kata Pakar
Karena cara kerjanya, makanan kaya flavonoid berkontribusi pada tubuh dan pikiran yang lebih sehat ketika seseorang mengalami penuaan.
Lebih lanjut, Bondonno cs menambahkan cara kerja flavonoid yang membantu mengurangi stres oksidatif, kondisi radikal bebas lebih banyak berpengaruh pada tubuh daripada yang dikeluarkan.
Selain itu, zat ini juga mendukung kesehatan pembuluh darah, dan bahkan mungkin berperan dalam mempertahankan massa otot.
"Efek gabungan ini dapat memengaruhi banyak sistem dalam tubuh secara bersamaan," ungkap Bondonni.
"Seiring berjalannya penelitian, kita belajar bahwa flavonoid mungkin memiliki lebih banyak manfaat daripada yang kita ketahui saat ini," ujarnya.
Meskipun flavonoid membawa pengaruh positif pada penuaan, seorang ahli bedah bersertifikat Darshan Shah, MD. berpendapat penelitian lebih lanjut diperlukan.
Namun, para ahli lain menambahkan dengan lebih banyak konsumsi bahan ini dalam makanan merupakan langkah cerdas untuk tetap sehat ketika mulai menua.
"Setiap orang sebaiknya mempertimbangkan untuk memasukkan lebih banyak makanan kaya flavonoid ke dalam diet mereka agar bisa tetap sehat di usia lanjut," ujar Maggie Moon, MS, RD, penulis The MIND Diet: Edisi Kedua.
Kemudian, Piper dan Moon memberikan tips menambah flavonoid dalam kehidupan sehari-hari dengan langkah sebagai berikut:
Selain itu, Piper menyarankan untuk memulai konsumsi makanan kaya flavonoid sejak lebih dini agar tubuh bisa merasakan efek perlindungan yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Siapa Saja yang Perlu Hindari Konsumsi Jeruk? Ini 9 Daftarnya
Dalam penelitiannya tentang pengaruh konsumsi flavonoid dengan penuaan, Bondonno dkk menggunakan data Nurses’ Health Study (NHS) dan Health Professionals Follow-Up Study (HPFS) sejak tahun 1970an dan 1980-an sebagai acuan.
Selain itu, mereka mengumpulkan data berupa kuisioner pola makan setiap empat tahun dan membuat laporan penyakit baru para sampel.
Berdasarkan studi ini, para peneliti melihat data orang berusia 60 tahun ke atas dari NHS mulai dari 1990 hingga 2014 dan HPFS dari 2006 hingga 2018.