Dalam lukisan tersebut, tampak hewan-hewan melarikan diri dari kebakaran hutan menuju ke tepi jurang.
Raden Saleh menggambarkan penderitaan sata ketika selama berusaha lari dari musibah tersebut.
Namun di antara satwa-satwa lainnya, sosok harimau dalam lukisan itu menjadi titik fokus utama.
Harimau yang tengah mengaum itu mengarahkan tatapannya pada audiens, sementara ia akan terjun dari tepi jurang.
Raden Saleh mengambil bentang alam Pulau Jawa dalam lukisan tersebut.
Baca juga: Anak 5 Tahun di Belanda Rusak Lukisan Legendaris Seharga Rp 936 Miliar
Pada 1850, Raden Saleh memberikan lukisan tersebut sebagai hadiah kepada Raja Belanda, Willem III. Berkat hadiah itu, ia mendapatkan gelar sebagai "Pelukis Raja".
Dilansir dari Antara, lukisan Boschbrand dijual Kerajaan Belanda kepada National Gallery Singapore pada 2014. Pihak museum memilih untuk tidak mengungkapkan nilai transaksi mereka kala itu.
Sebelum dijual, konon lukisan itu ditemukan dalam kondisi "menyedihkan" di sebuah depot di Rijkswijk, Belanda.
Merupakan koleksi pribadi Ratu Juliana, lukisan itu dikelola oleh Instituut Collectie Nederland badan yang bertanggung jawab terhadap benda seni milik Kerajaan Belanda.
Selain Boschbrand, pihak National Gallery Singapore juga memiliki empat lukisan karya Raden Saleh.
Lukisan-lukisan tersebut antara lain Wounded Lion atau Singa Terluka (1838), Shipwreck in Storm atau Kapal Dilanda Badai (1839), dan Ship in Distress atau Kapal Karam (1842).
Baca juga: Pembatalan Pameran Lukisan Yos Suprapto: Kejujuran Itu Menakutkan
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Raden Saleh adalah seorang bangsawan berdarah Jawa dan Arab yang eksis pada abad ke-19.
Ia anak dari Bupati Terbaya Sayid Husein bin Alwi bin Awal dengan Mas Ajeng Zarip Husen.
Lahir dengan nama Raden Saleh Syarif Bustaman di Terbaya, Semarang, tidak bisa dipastikan kapan tahun lahirnya.
Sejumlah sumber menyebutkan, seniman itu lahir pada tahun 1807, 1811, dan 1814.