KOMPAS.com - Keberadaan grup mesum di Facebook yang membahas inses belakangan ini menjadi sorotan publik.
Grup itu diketahui memuat konten fantasi dewasa anggota komunitas terhadap keluarga kandung, khususnya kepada anak di bawah umur.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemen Komdigi) pun langsung mengambil langkah tegas dengan memblokir enam grup Facebook serupa yang membahas mengenai inses.
“Kemkomdigi dengan sigap menindaklanjuti aduan masyarakat dan sudah memutus akses terhadap enam grup Facebook,” ujar Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemen Komdigi, Alexander Sabar, dikutip dari , Jumat (16/5/2025).
Alexander melanjutkan, konten grup tersebut telah melanggar norma sosial dan hukum yang berlaku di Indonesia.
Lantas, bagaimana penjelasan dokter terkait bahaya inses?
Baca juga: Grup FB Predator Inses: Disfungsi Kelola Platform Digital
Medical sexologis dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menegaskan bahwa inses tidak boleh dilakukan karena akan membawa kerugian terutama bagi anak-anak hasil perkawinan sedarah.
"Inses atau perkawinan sedarah atau sekandung akan menaikkan risiko penyakit genetik jika ada anak hasil inses tersebut," terangnya saat dimintai penjelasan ÓÅÓιú¼Ê.com, Sabtu (17/5/2025).
Ia menerangkan, penyakit genetik pada anak hasil inses disebabkan oleh keterkaitan atau kemiripan DNA antara sel sperma dan ovum yang bertemu.
Kemiripan DNA itu dapat menimbulkan kelainan genetik atau kromosom pada bayi yang akan dilahirkan.
"Penyakit genetik muncul karena mereka merupakan individu yang punya keterkaitan DNA, atau DNA bisa saja mirip, dan mungkin hampir sama," terang Binsar.
"Jika sperma dan ovum bertemu dalam hubungan seksual inses, maka bisa menimbulkan kelainan genetik atau kromosom yang tidak dapat diobati," lanjutnya.
Senada dengan Binsar, Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto juga mengingatkan bahwa perkawinan sedarah atau inses dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan.
"Pernikahan antara saudara atau consanguineous marriage dapat meningkatkan risiko hasil kehamilan tertentu dan kelainan genetik pada keturunan," kata Indra saat diwawancarai pada Sabtu.
Indra juga menjelaskan adanya risiko terjadi kelainan genetik pada anak hasil inses yang disebabkan oleh peningkatan kemungkinan mutasi gen resesif yang sama oleh pasangan sedarah.