KOMPAS.com - Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BSKAP Kemendikbud Ristek) membantah jika ujian nasional atau UN yang dihapus mempersulit siswa kuliah ke luar negeri.
Pihak BSKAP Kemendikbud, menyatakan jika penghapusan Ujian Nasional sama sekali tidak akan mengubah peluang siswa sekolah menengah atas (SMA) untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Sebelumnya, ramai di media sosial salah satu content creator mengatakan sistem perguruan tinggi Belanda menolak siswa Indonesia yang menggunakan UN untuk syarat masuk kuliah.
Baca juga: 10 Beasiswa S1 ke Luar Negeri buat Siswa SMK, Ada yang Tanpa TOEFL dan LoA
Kepala BSKAP Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo menjelaskan masyarakat perlu membedakan antara ujian untuk kelulusan, ujian untuk seleksi, dan asesmen untuk monitoring dan evaluasi sistem.
“Ketiga ujian tersebut memiliki perbedaan fungsi dan karakteristik,” tulis Anindito seperti dikutip dari akun instagram @ninoaditomo, Rabu, (25/9/2024).
UN dihapus sebagai ujian kelulusan. Sementara jika siswa ingin masuk perguruan tinggi harus mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi.
Misalnya, ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) yang tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke universitas.
Sementara ia menjelaskan Asesmen Nasional fungsinya untuk menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran.
Sebelumnya, monitoring dan evaluasi sekolah berfokus pada indikator-indikator yang belum tentu mencerminkan kualitas belajar.
"Karena Ujian Nasional adalah ujian kelulusan dan bukan ujian seleksi, dihapuskannya Ujian Nasional seharusnya tidak mengubah peluang masuk perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri," tegas Anindito.
Saat Ujian Nasional masih diberlakukan pun murid lulusan Indonesia tidak bisa langsung diterima di perguruan tinggi di beberapa negara seperti Jerman.
Baca juga: 17 Beasiswa S1-S3 Luar Negeri Buka Bulan September-Desember 2024
Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan SMA di Indonesia hanya sampai kelas 12.
Sebaliknya, setelah Ujian Nasional dihapus, terdapat perguruan tinggi seperti University of Melbourne Australia yang menyimpulkan bahwa capaian dalam Kurikulum Merdeka setara dengan capaian di kurikulum Australia.
Dengan begitu, murid lulusan Kurikulum Merdeka bisa langsung mendaftar (direct entry) ke Melbourne University tanpa mengikuti persiapan pra-kuliah lagi.
Anindito mengaku memahami bahwa mungkin saja ada perguruan tinggi luar negeri yang memerlukan hasil tes terstandar.
Untuk Hal ini bisa diperoleh dari tes yang diselenggarakan untuk keperluan seleksi masuk PTN (perguruan tinggi negeri) di Indonesia.
"Terkait hal ini, Kemendikbud Ristek terus melakukan sosialisasi, termasuk melalui Atase Pendidikan di luar negeri," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.