优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Dedi Mulyadi Sindir KPAI soal Pendidikan Militer: Kalau Salah, Ayo Turun Didik Anak Bersama

优游国际.com - 19/05/2025, 11:15 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

KOMPAS.com - Program pendidikan karakter di barak militer yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menuai sorotan tajam dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Lembaga pengawas perlindungan anak ini menyoroti adanya dugaan intimidasi dan pelanggaran hak anak dalam pelaksanaan program tersebut.

Salah satu kekhawatiran KPAI adalah laporan adanya ancaman kepada siswa, yang disebutkan akan tidak naik kelas jika menolak mengikuti pelatihan di barak.

“Ini hasil wawancara kami dengan anak-anak di Purwakarta maupun di Lembang. Ada ancaman bahwa siswa yang menolak mengikuti program bisa tidak naik kelas,” ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dalam konferensi pers secara daring, Jumat (16/5/2025).

Baca juga: Pelajar Purwakarta Pulang Usai 2 Minggu Pendidikan di Barak Militer, Orangtua Siswa: Anak Saya Berubah

Lebih lanjut, Jasra mengungkapkan bahwa terdapat tiga sekolah di Purwakarta yang tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK), sehingga memunculkan pertanyaan serius mengenai proses rekomendasi siswa yang dikirim ke barak.

“Itu jadi pertanyaan kami, rekomendasi ini siapa yang melakukan? Tentunya ini harus dikaji lebih jauh agar kami bisa memberikan rekomendasi kepada psikolog profesional,” tambahnya.

Apa Respons Dedi Mulyadi terhadap Kritikan KPAI?

Menanggapi tudingan tersebut, Gubernur Dedi Mulyadi yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) justru menantang KPAI untuk terlibat langsung dalam proses pendidikan anak-anak yang bermasalah.

Ia menyayangkan jika KPAI hanya memberikan komentar tanpa ikut serta menyelesaikan persoalan di lapangan.

“Kalau KPAI merasa ada yang salah, mari kita turun bersama. Jangan hanya berkomentar dari jauh, tapi ambil peran dalam mendidik anak-anak,” tegas KDM saat menemui 39 pelajar SMP dan orang tua mereka pasca pelatihan karakter di Resimen Armed 1/ Sthira Yudha Purwakarta, Minggu (18/5/2025).

Baca juga:

KDM juga menilai lingkungan luar barak lebih berbahaya dibandingkan suasana terkontrol dalam fasilitas militer.

Ia mendorong pelajar untuk berubah menjadi lebih baik dan meminta peran aktif orang tua serta masyarakat dalam membentuk karakter remaja.

“Anak ini kembali ke 'neraka', lingkungan yang luas dan mereka tidak ketahui, bahkan ada kemungkinan mereka bisa dibacok oleh orang tak dikenal. Di barak militer mereka justru lebih merasa aman,” ungkapnya.

Apakah Program Ini Melibatkan Unsur Kekerasan?

Komandan Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kolonel Arm Roni Junaidi, menegaskan bahwa pelatihan karakter yang dilakukan sama sekali tidak mengandung unsur kekerasan.

Menurutnya, seluruh kegiatan di barak bertujuan murni untuk pembinaan dan akan terus ditingkatkan kualitasnya.

“Ini murni untuk pembinaan. Fasilitas akan terus kami benahi agar para pelajar merasa nyaman, dan tentu saja kami pastikan tidak ada kekerasan,” ujar Roni.

Baca juga: Ancaman Tak Naik Kelas Jika Tolak Barak Militer, KPAI: Ini Bentuk Tekanan Psikologis

Halaman:


Terkini Lainnya

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikepung Pasukan Israel, Pasien dan Dokter Dilanda Panik

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikepung Pasukan Israel, Pasien dan Dokter Dilanda Panik

Sulawesi Selatan
Data Kualitas Udara di Jawa Timur Hari Ini, 19 Mei 2025

Data Kualitas Udara di Jawa Timur Hari Ini, 19 Mei 2025

Jawa Timur
Dedi Mulyadi Gandeng KPK Awasi Efisiensi Anggaran Jabar Rp 5 T, Pastikan Kebijakan Sesuai Aturan

Dedi Mulyadi Gandeng KPK Awasi Efisiensi Anggaran Jabar Rp 5 T, Pastikan Kebijakan Sesuai Aturan

Jawa Barat
Terlibat Dugaan Suap Ronald Tannur, Mantan Ketua PN Jakpus Hadapi Sidang Tipikor

Terlibat Dugaan Suap Ronald Tannur, Mantan Ketua PN Jakpus Hadapi Sidang Tipikor

Jawa Timur
Data Kualitas Udara di Sulawesi Selatan Hari Ini, 19 Mei 2025

Data Kualitas Udara di Sulawesi Selatan Hari Ini, 19 Mei 2025

Sulawesi Selatan
Viral Mobil di Jalur CFD Margonda Dikepung Warga, Dishub Depok Akui Dua Jalan Tak Punya Akses Alternatif

Viral Mobil di Jalur CFD Margonda Dikepung Warga, Dishub Depok Akui Dua Jalan Tak Punya Akses Alternatif

Jawa Barat
Aurelie Moeremans: Hasil MRI Lebih Serius, Homesick, dan Belum Bisa Pulang

Aurelie Moeremans: Hasil MRI Lebih Serius, Homesick, dan Belum Bisa Pulang

Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Hari Ini 19 Mei 2025 Kembali Melesat, Bagaimana dengan Harga Buyback?

Harga Emas Antam Hari Ini 19 Mei 2025 Kembali Melesat, Bagaimana dengan Harga Buyback?

Kalimantan Timur
Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 19 Mei 2025 Stabil, Masih di Bawah Rp 2 Juta

Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 19 Mei 2025 Stabil, Masih di Bawah Rp 2 Juta

Kalimantan Timur
Gugatan Posan Tobing Terhadap Band KotaK Gugur, Emosi Dilampiaskan di Media Sosial

Gugatan Posan Tobing Terhadap Band KotaK Gugur, Emosi Dilampiaskan di Media Sosial

Jawa Timur
Dedi Mulyadi Sindir KPAI soal Pendidikan Militer: Kalau Salah, Ayo Turun Didik Anak Bersama

Dedi Mulyadi Sindir KPAI soal Pendidikan Militer: Kalau Salah, Ayo Turun Didik Anak Bersama

Jawa Barat
Pakar Unair Soroti Program Barak Militer untuk Siswa: Perlu Kajian Serius

Pakar Unair Soroti Program Barak Militer untuk Siswa: Perlu Kajian Serius

Jawa Timur
Hari Kebangkitan Nasional Apakah Libur? Cek Kalender Mei 2025 dan Libur Nasional聽

Hari Kebangkitan Nasional Apakah Libur? Cek Kalender Mei 2025 dan Libur Nasional聽

Sulawesi Selatan
Bukan Batasi Gratis Ongkir, Komdigi Klarifikasi Aturan untuk Perusahaan Kurir

Bukan Batasi Gratis Ongkir, Komdigi Klarifikasi Aturan untuk Perusahaan Kurir

Jawa Barat
KPAI Ungkap Dana SPPG Rp 1 Miliar Belum Cair, Operasional Dapur MBG di Tasikmalaya Tak Stabil

KPAI Ungkap Dana SPPG Rp 1 Miliar Belum Cair, Operasional Dapur MBG di Tasikmalaya Tak Stabil

Jawa Barat
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau