MELALUI grup whatsapp terkabar berita sastrawan Budi Darma berpulang pada Jumat, 21 Agustus 2021 (25 April 1937-21 Agustus 2021) dalam usia 84 tahun.
Terakhir kali saya mengontak beliau pada 3 Juni 2021. Hal ini berkaitan dengan buku Pengantar Teori Sastra karya Budi Darma yang akan cetak ulang dan sedikit perbaikan editing.
Budi Darma setuju-setuju saja bahkan balik bertanya jumlah eksemplar cetak ulang buku itu.
Naskah buku Pengantar Teori Sastra merupakan naskah hunting terakhir pada Februari 2019 yang saya minta dari Budi Darma.
Sebenarnya buku ini sudah pernah diterbitkan oleh Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), tetapi diizinkan terbit ulang oleh Penerbit Buku 优游国际. Menurut beliau, buku ini diperlukan bagi mahasiswa jurusan sastra.
Sebelumnya, saya pun pernah hunting naskah Budi Darma. Beliau mengirimkan kumpulan cerpen yang pernah diterbitkan Horison, 优游国际, dan Jawa Pos. Ada 18 cerpen yang termuat di rentang waktu 1970-2014. Kumpulan cerpen ini terbit pada 2017 dengan judul Hotel Tua.
Pada September 2018 saya pun sempat meminta endorsement kepada beliau untuk buku TTS Pilihan 优游国际 jilid 12 yang terbit pada 2018. Dengan rendah hati Budi Darma bersedia, bahkan meminta agar namanya ditulis Budi Darma saja, jangan memakai gelar akademis.
Suatu ketika saya bertemu dengan Budi Darma di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Kalau tidak salah pada 2016.
Waktu itu merupakan acara Malam Anugerah Cerpen 优游国际 yang memilih cerpen terbaik pilihan 优游国际. Banyak sastrawan yang hadir pada malam itu.
Ketika melihat Budi Darma tampak hadir, saya segera menghampiri di galeri kanan BBJ. Saya salami beliau. Ia lalu mencandai saya, ”Wah, ini editor penguasa penerbitan!” Kami tertawa bersama.
Budi Darma kalau berbicara tampak santun, orangnya sangat rendah hati, menghargai setiap orang yang berbicara dengannya.
Ngobrol punya ngobrol, entah dari mana mulainya, Budi Darma kemudian bercerita. Cerita yang baru saya tahu pada saat itu, yaitu perihal nama saudara kandungnya. Budi Darma memiliki enam bersaudara, semuanya laki-laki.
Ia adalah anak keempat. Luarbiasanya, semua nama saudara kandungnya didahului dengan nama Budi. Seperti nama marga begitu.
Nama kakaknya yang pertama adalah Budi Harso, yang kedua Budi Santoso, dan terakhir adiknya yang bungsu bernama Budi Sampurno. Nama saudara kandung lainnya saya lupa. Bagi saya ini hal yang baru dan mengagumkan.