优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG

优游国际.com - 16/05/2025, 20:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau singkat hingga Agustus 2025.

Berdasarkan analisis klimatologi terkini, sebanyak 403 zona musim (ZOM) atau sekitar 57,7 persen wilayah Indonesia diperkirakan masuk musim kemarau pada April hingga Juni 2025.

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan, wilayah Nusa Tenggara menjadi yang paling awal mengalami musim kemarau dibandingkan daerah lainnya.

Namun, musim kemarau tahun ini secara keseluruhan diprediksi datang bersamaan atau lebih lambat dari normalnya di 409 ZOM atau sebesar 59 persen.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon 93P Saat Musim Kemarau, Waspada Cuaca Esktrem

Sementara itu, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2025 dan berlangsung lebih singkat dari biasanya di 298 ZOM atau sebesar 43 persen.

BMKG juga menemukan beberapa wilayah yang dilanda hujan dengan intensitas sangat lebat dalam beberapa hari terakhir.

Contohnya, Kabupaten Jembrana, Bali pada Jumat (9/5/2025) dengan intensitas 121,4 mm/hari dan Kabupaten Sleman, DIY pada Senin (12/5/2025) dengan intensitas 115,3 mm/hari.

Berkaca pada kondisi tersebut, apakah musim kemarau 2025 lebih kering atau basah?

Baca juga: 14 Wilayah Jawa Tengah yang Masuk Musim Kemarau Pertengahan Mei 2025, Mana Saja?

Apakah musim kemarau 2025 lebih kering atau basah?

Andri menjelaskan, akumulasi curah hujan selama musim kemarau diperkirakan pada kategori normal.

Ia menegaskan tidak ada kecenderungan musim kemarau tahun ini lebih basah atau lebih kering.

Namun, ia menyebutkan bahwa masyarakat merasakan cuaca panas terik pada siang hari dan hujan ketika sore hingga malam hari dalam beberapa pekan terakhir.

Perubahan cuaca dari panas ke hujan dalam satu hari disebabkan oleh ciri khas masa peralihan dari musim hujan ke kemarau.

Baca juga: Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG

“Kondisi atmosfer yang labil pada masa transisi ini berpotensi memicu terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB) yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, petir, angin kencang, bahkan hujan es,” jelas Andri kepada 优游国际.com, Jumat (16/5/2025.

“Keadaan dinamika atmosfer yang fluktuatif dan dapat berubah secara tiba-tiba pada periode ini,” tambahnya.

Andri menambahkan, karakteristik hujan saat musim kemarau 2025 cenderung tidak merata, berdurasi singkat,dan berintensitas sedang hingga lebat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cerita Adriana Smith Sedang Hamil, Divonis Mati Otak, Tak Diizinkan Jalani Aborsi

Cerita Adriana Smith Sedang Hamil, Divonis Mati Otak, Tak Diizinkan Jalani Aborsi

Tren
Ahli Peringatkan Jangan Simpan Uang Berlebihan di E-Wallet, Berapa Nominal Paling Aman?

Ahli Peringatkan Jangan Simpan Uang Berlebihan di E-Wallet, Berapa Nominal Paling Aman?

Tren
Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG

Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Sakit Perut, Pemuda India Operasi Dirinya Sendiri Berbekal YouTube, Berakhir Suka atau Duka?

Sakit Perut, Pemuda India Operasi Dirinya Sendiri Berbekal YouTube, Berakhir Suka atau Duka?

Tren
Aksi Pria China Lari Hampiri Mobil Terbakar Usai Kecelakaan demi Selamatkan Sopir

Aksi Pria China Lari Hampiri Mobil Terbakar Usai Kecelakaan demi Selamatkan Sopir

Tren
Turunkan Hipertensi dengan Tambahan 5 Menit Olahraga, Apa Jenis Paling Ampuh?

Turunkan Hipertensi dengan Tambahan 5 Menit Olahraga, Apa Jenis Paling Ampuh?

Tren
8 Minuman Penurun Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

8 Minuman Penurun Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Alur PPDB Madrasah 2025 untuk DKI Jakarta

Jadwal dan Alur PPDB Madrasah 2025 untuk DKI Jakarta

Tren
Aksi Penumpang China Eastern Airlines Buka Pintu Darurat dan Bilang Ingin Hirup Udara Segar

Aksi Penumpang China Eastern Airlines Buka Pintu Darurat dan Bilang Ingin Hirup Udara Segar

Tren
Warganet Sebut Pemilihan Livery Putih Pesawat RI 1 Bisa Bantu Hemat Bahan Bakar, Benarkah?

Warganet Sebut Pemilihan Livery Putih Pesawat RI 1 Bisa Bantu Hemat Bahan Bakar, Benarkah?

Tren
Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Kronologi Manajer Arema FC Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal, Kini Ditahan di Rutan Salemba

Kronologi Manajer Arema FC Jadi Tersangka Kasus Rokok Ilegal, Kini Ditahan di Rutan Salemba

Tren
Beras di AS Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya

Beras di AS Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya

Tren
Urine Keruh Gejala Penyakit Apa? Ini 13 Daftarnya

Urine Keruh Gejala Penyakit Apa? Ini 13 Daftarnya

Tren
Tinggal 9 Hari Lagi, Ini Cara Aktivasi Rekening PIP 2025

Tinggal 9 Hari Lagi, Ini Cara Aktivasi Rekening PIP 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau