优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Harkitnas, Wabah Penyakit di Zaman Kolonial, Awal Lahirnya STOVIA dan Boedi Oetomo

优游国际.com - 19/05/2025, 17:24 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com – Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 bukanlah buah yang jatuh dari langit. Perjalanan panjang menuju kemerdekaan telah dimulai jauh sebelumnya, ketika kesadaran sebagai bangsa mulai tumbuh di kalangan kaum terpelajar.

Titik awal kebangkitan nasional itu ditandai dengan lahirnya organisasi pergerakan pertama, Boedi Oetomo, pada 20 Mei 1908.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa embrio pergerakan nasional itu tumbuh dari sebuah sekolah kedokteran di Batavia (kini Jakarta), yang dikenal sebagai STOVIA.

Sekolah ini menjadi ruang lahirnya gagasan kebangsaan, tempat para pemuda pribumi merumuskan mimpi tentang kemerdekaan dan kesetaraan.

Baca juga: Sejarah STOVIA, Sekolah Dokter Pribumi yang Melahirkan Boedi Oetomo

STOVIA, Sekolah Dokter Djawa di Batavia

School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, disingkat STOVIA, adalah sekolah kedokteran untuk kaum pribumi yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Sekolah ini dibuka resmi pada Maret 1902 di kawasan Weltevreden, distrik elite Batavia yang kini mencakup wilayah Senen, Monas, Harmoni, dan Sawah Besar. Gedungnya kini menjadi Museum Kebangkitan Nasional.

Sebelum resmi bernama STOVIA, sekolah ini telah melewati beberapa transformasi.

Bermula dari kursus juru kesehatan yang dibuka pada 2 Januari 1849 melalui Surat Keputusan Gubernemen No. 22, kursus tersebut meningkat menjadi Sekolah Dokter Djawa pada 5 Juni 1853.

Tujuannya saat itu sederhana: memenuhi kebutuhan tenaga medis untuk mengatasi berbagai wabah penyakit di Hindia Belanda.

Baca juga: Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di Indonesia Lulusan STOVIA

Seiring waktu, kurikulum dan status sekolah terus berkembang. Tahun 1889, namanya berubah menjadi School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen. Lalu, pada 1898, ditetapkan nama resmi: STOVIA.

Tahun 1913, istilah "Inlandsche" (pribumi) diganti menjadi "Indische" (Hindia), karena sekolah ini mulai terbuka bagi keturunan Asia Timur dan Eropa yang lahir di Hindia Belanda.

Tujuan Tersembunyi, Dokter Murah untuk Koloni

Pendirian STOVIA tak lepas dari politik etis yang dijalankan Belanda pada akhir abad ke-19.

Pendidikan Barat mulai diterapkan di Indonesia sebagai bagian dari program "balas budi", namun hanya terbatas bagi kalangan elit pribumi—anak pegawai dan bangsawan.

Belanda menghadapi dilema besar: wabah kolera, malaria, dan cacar merebak di berbagai daerah, sementara jumlah dokter Belanda sangat terbatas dan mahal.

STOVIA menjadi solusi pragmatis—mencetak dokter pribumi yang kompeten namun bergaji murah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional? Apa Peran Sukarno?

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional? Apa Peran Sukarno?

Jawa Timur
Jejak Panjang Perjudian di Indonesia, dari Sabung Ayam hingga Porkas

Jejak Panjang Perjudian di Indonesia, dari Sabung Ayam hingga Porkas

Sulawesi Selatan
Dendam Diserempet, Pria di Blitar Bakar Mobil Pikap yang Terparkir, Aksinya Dihentikan Warga

Dendam Diserempet, Pria di Blitar Bakar Mobil Pikap yang Terparkir, Aksinya Dihentikan Warga

Jawa Timur
Fenomena Kemarau Basah Diperkirakan Berlangsung hingga Agustus 2025, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena Kemarau Basah Diperkirakan Berlangsung hingga Agustus 2025, Ini Penjelasan BMKG

Jawa Barat
Harkitnas, Wabah Penyakit di Zaman Kolonial, Awal Lahirnya STOVIA dan Boedi Oetomo

Harkitnas, Wabah Penyakit di Zaman Kolonial, Awal Lahirnya STOVIA dan Boedi Oetomo

Sulawesi Selatan
29 Mei 2025 Libur Apa? Cek Kalender Bulan Ini dan Tanggal Merahnya聽

29 Mei 2025 Libur Apa? Cek Kalender Bulan Ini dan Tanggal Merahnya聽

Sulawesi Selatan
Harkitnas, Sejarah STOVIA Sekolah Dokter Pribumi yang Melahirkan Boedi Oetomo

Harkitnas, Sejarah STOVIA Sekolah Dokter Pribumi yang Melahirkan Boedi Oetomo

Jawa Timur
UGM Tak Akan Terlibat Isu Ijazah Jokowi, Ini Alasannya

UGM Tak Akan Terlibat Isu Ijazah Jokowi, Ini Alasannya

Jawa Tengah
Tokoh Pahlawan di Balik Hari Kebangkitan Nasional, dari Dr. Wahidin hingga HOS Tjokroaminoto

Tokoh Pahlawan di Balik Hari Kebangkitan Nasional, dari Dr. Wahidin hingga HOS Tjokroaminoto

Jawa Timur
Libur Panjang 29 Mei hingga 1 Juni 2025, Ini Rincian Tanggal Merah dan Cuti Bersama

Libur Panjang 29 Mei hingga 1 Juni 2025, Ini Rincian Tanggal Merah dan Cuti Bersama

Jawa Timur
6 Juni 2025 Libur Apa? Cek Kalender Bulan Ini dan Tanggal Merahnya

6 Juni 2025 Libur Apa? Cek Kalender Bulan Ini dan Tanggal Merahnya

Sulawesi Selatan
Daftar 32 Pemain Timnas Garuda dan Jadwal Laga Indonesia Vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Daftar 32 Pemain Timnas Garuda dan Jadwal Laga Indonesia Vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sumatera Utara
Dua Kurikulum Disiapkan untuk Sekolah Rakyat, Gus Ipul: Tak Hanya Akademis, tapi Juga Karakter

Dua Kurikulum Disiapkan untuk Sekolah Rakyat, Gus Ipul: Tak Hanya Akademis, tapi Juga Karakter

Jawa Timur
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 23.000, Tembus Rp 1,89 Juta Per Gram

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 23.000, Tembus Rp 1,89 Juta Per Gram

Jawa Timur
Video Joget Erotis Viral, Satpol PP Bali Panggil Penarinya untuk Klarifikasi

Video Joget Erotis Viral, Satpol PP Bali Panggil Penarinya untuk Klarifikasi

Jawa Timur
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau