“Pelepasan kekebalan berarti bahwa virus cenderung tidak dapat dideteksi oleh sistem kekebalan tubuh. Jadi ketika kami memberikan vaksinasi, dan seseorang memiliki episode virus yang sudah ada sebelumnya, tubuh membuat antibodi sehingga jika virus itu muncul lagi, Anda akan melawannya,” kata Theodore Strange, MD, associate chair of medicine di Staten Island University Hospital New York.
Masih dibutuhkan penilitian lebih lanjut untuk mengetahui secara spesifik tingkat penularan varian Mu.
Sementara, melansir , Rabu (16/6/2021), berdasarkan data dari Inggris, varian delta 60 persen lebih menular daripada varian Alpha atau B.1.1.7.
Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London Inggris Wendy Barclay menjelaskan, bahwa varian delta lebih menular daripada yang sebelumnya karena beberapa mutasi kunci pada protein lonjakan, yang memungkinkan virus untuk menembus dan menginfeksi sel sehat.
“Varian Delta memiliki dua mutasi penting dalam protein lonjakannya, atau set mutasi. Salah satunya di situs pembelahan furin, yang menurut kami cukup penting untuk kebugaran virus di saluran napas," kata dia.
Varian Delta kini mejadi varian yang mendominasi di berbagai negara.
Baca juga: Kemenag Terbitkan Aturan Peribadatan Terbaru Selama PPKM, Ini Rinciannya
Mengutip , Kamis (2/9/2021), dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.
Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global. Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen.
Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan varian ini sangat tidak pasti dan tergantung pada apakah kasus tumbuh secara substansial dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, terutama dengan adanya varian Delta yang menyebar cepat.
Sementara untuk varian Delta, diberitakan , 25 Juli 2021, varian Delta telah terdeteksi di 124 wilayah di seluruh dunia.
Varian ini diperkirakan menjadi dominan secara global dalam beberapa bulan mendatang. WHO memperkirakan bahwa kemungkinan akan ada lebih dari 200 juta kasus yang dikonfirmasi dalam hitungan minggu.
Infeksi varian Delta meningkat, terutama di Eropa dan kawasan Pasifik Barat. Beberapa negara bagian Barat mulai melonggarkan pembatasan karena tingkat kematian telah turun.
Akan tetapi, mereka yang tidak memiliki akses vaksinasi atau tingkat vaksinasinya lambat, menghadapi ancaman yang lebih mematikan dari varian ini.
Baca juga: Kominfo dan Pemblokiran Situs Palsu Pedulilindungia.com
WHO mengatakan, varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Kendati demikian, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.
Data awal menunjukkan itu mungkin menghindari pertahanan kekebalan dengan cara yang mirip dengan varian Beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Meski begitu, laporan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut.