优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Perang Dua Jenderal di Pilkada Jateng 2024 Dikhawatirkan Pengaruhi Netralitas TNI-Polri

优游国际.com - 27/08/2024, 18:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P resmi mengusung Jenderal Purnawirawan TNI Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi pada Pilkada Jawa Tengah 2024.

Andika-Hendi bakal melawan kandidat yang diusung oleh beberapa partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen.

Dikethui, Ahmad Luthfi-Taj Yasin sejauh ini telah didukung oleh beberapa partai, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Pertarungan kedua kandidat tersebut menarik perhatian publik karena berasal dari TNI dan Polri.

Baca juga: Pilkada Jateng 2024, Dua Kandidat Sudah Diumumkan, Berasal dari TNI dan Polri

Memicu politik praktis dan perpecahan

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati mengatakan, pertarungan dua jenderal di Pilkada Jateng 2024 dikhawatirkan dapat memengaruhi netralitas aparatur sipil negara (ASN), terutama TNI dan Polri.

Kekhawatiran itu sebagaimana sudah disampaikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam Indeks Kerawanan Pilkada 2024.

Disebutkan bahwa salah satu isu strategis Pilkada 2024 adalah netralitas ASN, terutama TNI dan Polri.

Menurutnya, indeks tersebut sangat relevan dengan Pilkada Jateng 2024, lantaran mempertemukan dua kandidat dari TNI dan Polri.

Baca juga: Pilkada 2024 Jadi Terbesar Sepanjang Sejarah, Anggaran Tembus Rp 41 Triliun

"Ini tentu perlu menjadi perhatian bersama, karena kita sebagai warga masyarakat juga tidak ingin adanya politisasi dari lembaga Polri dan TNI yang notabene adalah lembaga negara," kata Mada saat dihubungi 优游国际.com, Selasa (27/8/2024).

Ia menjelaskan, pertarungan kedua jenderal TNI dan Polri itu bakal berdampak hingga ke akar rumput. 

Kondisi itu dikhawatirkan dapat memicu terjadinya politik praktis yang melibatkan lembaga negara TNI dan Polri, sehingga memecah kedua lembaga tersebut.

Mada menuturkan, hal tersebut berpeluang semakin buruk jika narasi kampanye kedua kandidat membenturkan TNI dan Polri.

"Sangat tidak etis dan tidak masuk akal jika mengorbankan lembaga negara dalam hal ini TNI dan Polri hanya untuk kepentingan politik elektoral pilkada," terangnya.

Baca juga: Profil Andika Perkasa, Mantan Panglima TNI yang Diusung PDI-P pada Pilkada Jateng 2024

Dampak pertarungan dua jenderal di Pilkada Jateng

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Sudaryono bersama calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2024).KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra, Sudaryono bersama calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat ditemui di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2024).

Ia menjelaskan, ketidaknetralan ASN terutama TNI dan Polri dalam kontestasi Pilkada 2024 dapat berdampak buruk bagi demokrasi Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau