Proses menggoreng juga menyebabkan peningkatan kalori dalam superfood ini.
Proses ini membuat sayur yang sebelumnya rendah kalori menjadi tinggi lemak karena menyerap minyak.
“Brokoli memiliki kandungan kalori yang rendah, namun dengan digoreng dengan minyak, sudah pasti meningkatkan jumlah kalori pada brokoli tersebut,” ungkapnya.
Baca juga: Ragam Risiko Kesehatan jika Sering Makan Sayuran Goreng, Apa Saja?
Olivia mengingatkan bahwa konsumsi sayuran goreng secara rutin atau berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi tubuh.
“Mengonsumsi sayuran yang digoreng apalagi sering atau dalam jumlah yang banyak tentu memiliki efek yang tidak baik bagi tubuh,” ucapnya.
Pola makan itu meningkatkan asupan kalori tinggi dari minyak, yang bisa memicu kenaikan berat badan dan obesitas.
Konsumsi brokoli goreng atau sayuran goreng lainnya juga bisa meningkatkan asupan lemak jahat, meliputi lemak jenuh dan trans, jika proses menggoreng menggunakan minyak bekas atau minyak jelantah.
Ia menjelaskan asupan lemak jahat meningkatkan risiko penyakit, seperti kolesterol tinggi dan penyakit jantung.
“Jadi, menggoreng sayuran justru bisa memberikan efek sebaliknya pada tubuh kita,” tandasnya.
Sebagai alternatif, Olivia menyarankan untuk memasak brokoli dengan ditumis atau dikukus agar nutrisinya tetap terjaga.
Ia menambahkan bahwa konsumsi sayuran goreng masih diperbolehkan asal tidak melebihi batasan konsumsi lemak harian.
“Kita tetap berpatokan pada batasan asupan lemak total kita sehari-hari, yang di mana jika lemak dikonsumsi berlebihan dapat berdampak kurang baik bagi tubuh,” pungkasnya.
Kementerian Kesehatan RI menetapkan batas konsumsi lemak atau minyak sebanyak 5 sendok makan atau 67 gram per orang per hari.
Baca juga: Kol, Terong, dan Brokoli Goreng Disebut Sumber Penyakit, Benarkah Demikian?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.